Proses Pembuatan Anggur (Wine) dengan Proses Fermentasi Berbagai
Jenis Buah
Tienditha
Sembiring
(4113210026)
Kimia
Nondik 2011, Universitas Negeri Medan
Pendahuluan
Anggur atau wine merupakan minuman beralkohol yang
biasanya terbuat dari buah-buahan lain yang difermentasi. Tetapi sebagian masyarakat konsumen baik di
negara-negara lainnya menetapkan secara ketat definisi wine merupakan minuman hasil fermentasi sari buah anggur. Keseimbangan
sifat alami yang terkandung pada buah anggur, menyebabkan buah tersebut dapat
difermentasi tanpa penambahan gula, asam, enzyme, ataupun nutrisi lain. Anggur
dibuat dengan cara memfermentasi jus buah anggur menggunakan khamir dari type
tertentu. Yeast tersebut akan mengkonsumsi kandungan gula yang ada pada buah
anggur dan mengubahnya menjadi alkohol.
Perbedaan varietas anggur dan strain khamir yang digunakan, tergantung
pada type dari anggur yang akan diproduksi. Perbedaan varietas anggur dan
strain khamir yang digunakan, tergantung pada type dari anggur yang akan
diproduksi . Sehingga tak jarang sekali anggur selalu menjadi bahan dasar
pembuatan anggur (minuman).
Padahal seperti yang kita ketahui bahwa buah anggur
merupakan buah yang mempunyai nilai jual tinggi. Serta hanya varietas anggur
tertentu yang menghasilkan minuman anggur bermutu tinggi, hanya beberapa negara
saja diantara negara-negara penghasil anggur yang sekaligus menpunyai industri
wine yang terkenal dikarenakan anggur hanya tumbuh pada iklim tertentu saja.
Unsur keberadaannya di tanah air juga bisa dikatakan
tak semudah mencari buah-buahan yang lainnya, seperti : apel, pepaya, nanas, mangga,
rambutan, dll. Sebagian besar pedagang buah mengimpor buah anggur untuk bisa
mendapatkannya. Padahal buah impor biasanya identik dengan banyaknya pengawet
yang ditemukan untuk menambah jangka waktu penyimpanan. Jadi kurang baik untuk
dikonsumsi secara terus menerus. Sedangkan buah-buahan diatas tersebut merupakan
tanaman pangan yang tersebar di Indonesia. Tanaman ini mudah tumbuh di berbagai
jenis tanah dan iklim.
Secara umum jenis-jenis wine dikelompokkan ke dalam 5
kelas, yaitu Red table Wine, White table Wine, Appetizer wine, Dessert wine dan
Sparking wine. Diantara sekian banyak jenis-jenis wine, berikut ini hanya akan
diuraikan jenis-jenis wne secara umum. Secara garis besar wine dikelompokkan ke
dalam 5 kelas, yaitu Red table Wine,
White table Wine, Appetizer wine, Dessert wine dan Sparking wine. Sebagian besar jenis-jenis wine merupakan still wine, yaitu jenis wine dimana gas
CO2 yang terbentuk selama proses fermentasi, dikeluarkan. Sedangkan Sparkling
wine mengandung CO2 dalam konsentrasi tertentu yang terbentuk melalui proses
fermentasi kedua atau melalui proses karbonasi.
Dry wine adalah
jenis wine yang mengandung sedikit atau tidak mengandung gula sama sekali
(unfermented sugar). Sedangkan Sweet wine masih mengandung gula yang tidak
terfermentasi atau sengaja ditambahkan setelah proses fermentasi selesai. Fortified wine adalah jenis wine yang
ditambah distilat wine (Wine spirit atau brandy), sehingga mengandung alcohol
sekitar 19-21 persen. Table wine adalah jenis wine yang kandungan alkoholnya rendah (9-14 persen),
sedikit atau tanpa gula. Sedangkan dessert wine adalah fortified wine yang
mengandung gula (sweet wine). Appartizer wine adalah jenis wine dengan
kandungan gula yang bervariasi antara
dry wine sampai semisweet wine. Kandungan
alkoholnya berkisar antara 15-20 persen.
FERMENTASI WINE
Secara garis besar tahap-tahap produksi wine adalah
buah anggur dipetik pada tingkat kematangan yang optimum, agar supaya diperoleh
musts dengan flavor, kandungan gula dan keasaman yang optimum. Buah-buah anggur dihancurkan dengan hati-hati
agar supaya biji tangkai yang mengandung komponen dengan rasa pahit (tannin, tidak
ikut hancur. Sebelumm disaring ke dalam musts
ditambahkan sulfite atau sulfur dioksida (SO2). Penambahan bahan
pengawet ini bertujuan menekan pertumbuhan
dan aktifitas berbagai
mikroorganisme termasuk khamir dan bakteri yang terdapat secara alami pada buah anggur.
Sebagian besar mikroba pembusuk bersifat sensitive
terhadap SO2. Sedangkan khamir wine (wine yeast) tidak dipengaruhi. Untuk memproduksi red wine, fermentasi musts
dilakukan lengkap dengan kulit, tangkai
dan biji. Sehingga pigmen merah yang terdapat pada bagian-bagian buah tersebut
akan terekstraksi selama proses
fermentasi. Cara ini adalah memanaskan musts pada suhu sekitar 40-44°C selama
8-16 jam, kemudian didinginkan dan disaring dengan tekanan. Cairan yang
diperoleh selanjutnya difermentasi.
Selain dari kedua cara ini wine yang dihasilkan tidak berwarna merah, tetapi
merah muda dan dipasarkan sebagai rose wine. Selama fermentasi kandungan tannin
dalam kulit buah juga terektraksi, sehingga red wine mengandung tannin lebih
tinggi daripada white wine dan rose wine.
Metodologi Penelitian
Alat dan Bahan
1.
Alat
Adapun
alat yang dapat digunakan untuk melakukan penelitian ini adalah:
·
Oven
·
Blender
·
Termometer
·
Buret
·
Beaker Gelas
·
Erlenmeyer
·
pH meter
·
botol kemasan
2.
Bahan
Adapun
bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
·
Bahan Baku (Buah-buahan)
·
Ragi roti (yeast instan)
·
Aquades
·
Amonium Phospat
·
Amonium Sulfat
·
HCl
·
NaOH
·
Larutan Gula
·
KOH
Prosedur Percobaan
1. Membuat Starter
Starter
dibuat berdasarkan yang telah dilakukan oleh Muljohardjo (1984) yaitu ke dalam
1000 ml sari buah ditambahkan 1%, 2%, dan 4% ragi roti (sesuai dengan perlakuan
masing-masing), kemudian dimasukkan aktivator 0,33 gram (NH4)SO4 dan 0,05 gram
(NH4)3PO4. Setelah itu diinkubasi selama 24 jam atau kalau jumlah selnya sudah
mencapai 106-108 / ml (Amerine, Berg, Ku 982). 2.3.2. Penentuan berat ragi
(Saccharomyces cerevisiae) yang digunakan.
Berat ragi yang dibutuhkan dalam tiap variasi konsentrasi ditentukan
dengan cara:
Berat ragi roti = % ragi roti x berat sampel
100% - % ragi roti
2. Pengamatan jumlah sel khamir
Jumlah
sel khamir ditentukan pada awal dan setiap hari fermentasi dengan menggunakan
hemositometer. Sebelum sel-sel khamir dihitung, maka terlebih dahulu dilakukan
pengenceran sampai konsentrasi 10-4. Suspensi dengan konsentrasi 10-4 iniamati
di diteteskan pada alat hemositometer dan ditutup dengan gelas penutup,
kemudian diamati di bawah mikroskop. Untuk menentukan jumlah sel khamir
Saccharomyces cerevisiae dalam 1 ml sampel dipakai rumus :
Y
= X. 50. P. 103
Dimana:
Y
= Jumlah sel khamir dalam 1 ml
X
= Jumlah sel khamir yang dihitung pada lima buah petak ruang kecil
P
= Pengenceran
3. Penyediaan Sampel
untuk Fermentasi
Buah
sampel dipilih yang sudah matang, lalu dikupas dan dihancurkan atau diblender
dengan penambahan air sebanyak 40%, lalu disaring dan diambil sarinya. Kemudian
diatur pH nya 4,0-4,5 lalu ditambahkan amonium posfat sebanyak 0,25 g/l lalu
diparteurisasi pada suhu 80oC selama 15 menit. Kemudian didinginkan
(suhu sekitar 20oC – 25oC) dan secara aseptis dimasukkan
ke dalam botol fermentasi sebanyak 100 ml. Lalu ditambahkan starter saccharomyces cerevisiae sebanyak 10 ml
pada masing-masing botol fermentasi. Fermentasi dilakukan sampai tujuh hari
sesuai perlakuan.
Hasil dan Pembahasan
Fermentasi wine adalah proses
dimana juice anggur atau buah lainnya bersama-sama dengan bahan yang lain yang
diubah secara reaksi biokimia oleh khamir dan menghasilkan wine. Bahan untuk
proses fermentasi adalah gula ditambah khamir yang akan menghasilkan alkohol
dan CO2. CO2 akan dilepaskan dari campuran wine
menuju udara dan alkohol akan tetap tinggal di fermentor. Jika semua gula buah
sudah diubah menjadi alkohol atau alkohol telan mencapai sekitar 15% biasanya
fermentasi telah selesai atau dihentikan. Selama fermentasi sering ditambahkan
nitrogen dan mikro nutrien guna mencegah produksi gas H2S. Jika gas
ini muncul akan menyebabkan bau yang tidak enak.
Selama fermentasi, cairan yang
dihasilkan disebut “must”. Guna mencegah tumbuhnya bakteri pada must maka
dilakukan pengadukan. Must mulai bergelembung pada jam ke 8 – 20. Tahap awal
proses fermentasi ini pada red wine adalah 5 – 10 hari, white wine 10 – 15
hari. Setelah tahap awal ini dilanjutkan tahap kedua. Dalam tahap kedua fermentasi, wine dipindahkan ke fermentor yang
tidak boleh adanya oksigen asuk. Pada tahap ini akan dihasilkan alkohol dalam
kadar yang lebih tinggi. Tergantung dari bahan yang digunakan, wine dapat
berasa lebih manis atau alkohol dan ini akan mempengaruhi pada harga di pasar.
Sesungguhnya, hampir semua juice buah
dapat digunakan, tetapi sejauh ini sebagian besar wine dibuat dari juice
anggur. Buah yang baik untuk digunakan dalam pembuatan wine apabila mengandung
asam-asam seperti asam tartart, malat dan sitrat. Asam tartart adalah
antioksidan dan menghasilkan rasa asam. Asam malat juga dikenal sebagai asam
buah terutama pada apel. Asam sitrat adalah pengawet alami dan juga memberi
rasa asam.
Khamir
(ragi) adalah mikrooorganisme yang melakukan fementasi juice buah menjadi wine.
Khamir yang umum digunakan dalam fermentasi adalah Saccharomyces sp. Khamir ini akan mengubah gula
menjadi alkohol dan CO2. Dalam perombakan ini diperlukan pula
nutrien yang mendukung pertumbuhan khamir, jika tidak tersedia pada bahan baku.
Bahan yang umum dtambahkan adalah amonium fosfat sebagai sumber nitrogen.
Jika proses fermentasi telah selesai, maka
dilakukan proses penjernihan. Dalam proses penjernihan umumnya ditambahan
tanin. Tanin akan membantu pembentukan flavor. Proses penambahan tanin ini
disbut aging karena setelah ditambahkan wine dibiarkan beberapa lama (dapat
sampai berbulan-bulan). Tanin umumnya ditambahkan pada pembuatan red wine. Red
wine dibuat dari anggur hitam dan kulitnya tidak dipisahkan dalam proses
pembuatanya. Tanin terdapat pada kulit buah, tangkai dan biji.
Selama fermentasi minuman beralkohol,
senyawa-senyawa volatil juga dihasilkan dengan berbagai konsentrasi.
Senyawa-senyawa ini mempunyai peran penting dalam sifat-sifat flavor dan
sensoris.
Penumbuhan Khamir
Saccharomyces cerevisiae ditumbuhkan pada Yeast extract
dan malt extract (YM) broth dalam shaker inkubator dengan suhu 300C
selama 18 jam pada 100 rpm. Sel kemudian dipanen dan dicuci dengan sentrifugasi
untuk amobilisasi.
Amobilisasi Sel
Sel khamir diamobilisasi dengan kalsium alginat 3 mm
(sodium alginat 2% dan CaCl2 0,1 M)manik-manik alginat
khamir ini kemudian ditumbuhkan dalam medium produksi etanol selama 24 jam.
Medium produksi etanol
Medium tersusun atas (g/l): yeast extract 3; pepton 5;
glukosa 150; MgSO4.7H2O 0,025; KH2PO4 0,5; CaCL2.2H2O
0,1; (NH4)2PO4 1; MnSO4.6H2O 0,5; dan Zn(NO3)2 0,2. pH diatur 4,5 dengan menambahkan asam tartart 0,1M sebelum
disetrilkan pada 1100C 20 menit
Senyawa volatil pada fermentasi wine mangga
Aroma wine adalah hasil dari kombinasi kompleks banyak
komponen terutama senyawa-senyawa volatil yang menjadi penciri wine. Pada wine
mangga setidaknya ada 18 senyawa volatil dengan berbagai konsentrasi. Ada 8
senyawa yang potensial sebagai aroma yaitu: asetaldehida, dietil suksinat, atil
asetat, etil butirat, isoamil alkohol, l-heksanol, etil dekanoat dan asam
kaproat.
Pada
percobaan ini terdapat beberapa fase yakni terdapat fase permulaan pada khamir
dengan konsentrasi 4% terjadi beberapa jam setelah pencampuran starter ke dalam
medium sehingga dihasilkan kadar alkohol yang lebih tinggi dibandingkan khamir
1% dan 2%. Hal ini terjadi karena lebih banyaknya sel saccharomyces
cerevisiae/ml pada khamir 4% yaitu 493,7 x 105/ml dibandingkan jumlah sel
khamir 1% yaitu 90,1 x 105/ml dan 2% yaitu 264,2 x 105/ml.
Selanjutnya
terdapat fase pertumbuhan logaritma yang terjadi pada hari pertama sampai
kedua, dimana pada fase ini kecepatan pembelahan paling tinggi pada khamir
melakukan metabolisme sangat pesat. Keadaan ini berlangsung terus sampai salah
satu atau beberapa nutrien habis atau sampai terjadi penimbunan hasil-hasil
metabolisme yang bersifat racun yang menyebabkan terhambatnya pertumbuhan dan
perkembangbiakan saccharomyces
cerevisiae. Sedangkan hari katiga merupakan kondisi konversi (penguraian )
substrat maksimum.
Kemudian
terdapat fase pertumbuhan yang terhambat, dimana kecepatan pembelahan khamir
akan berkurang pada selang hari kedua sampai hari ketiga. Hal ini mungkin
disebabkan oleh penimbunan hasil ekskresi khamir atau berkurangnya nutrien sehingga
mengganggu pertumbuhan khamir tersebut. Akibatnya konversi larutan gula
membentuk alkohol (etanol dan metanol) akan menurun dibandingkan fase
sebelumnya.
Selanjutnya
adalah fase kematian yang terjadi pada hari ketiga sampai ketujuh. Pada fase
ini jumlah khamir yang mati akan semakin banyak dan melebihi jumlah yang
membelah diri. Kecepatan kematian khamir meningkat secara terus-menerus
sedangkan perkembangbiakannya semakin berkurang dan menjadi nol sehingga
kemampuan khamir mengkonversi gula menjadi alkohol (etanol dan metanol) akan
menurun dan semakin sedikit sehingga dapat diabaikan. Pengaturan suhu
fermentasi ke arah suhu pertumbuhan optimum 30oC akan meningkatkan
pertumbuhan khamir yang diikuti pula dengan peningkatan kadar alkohol yang
dihasilkan. Terlihat bahwa dengan konsentrasi khamir 4% suhu 30oC
lama fermentasi 3 hari dan tanpa penambahan gula diperoleh etanol maksimum 3,05
%.
Dengan
meningkatnya pertumbuhan khamir dan pembentukan produk diikuti pula dengan
meningkatnya evolusi panas ( reaksi eksoterm), sehingga suhu medium dapat
mencapai 370C. Dalam keadaan
demikian alkohol yang dihasilkan dapat hilang melalui penguapan dan terikut
keluar dengan keluarnya karbondioksida. Penurunan alkohol juga terjadi karena
etanol dan metanol yang dihasilkan teroksidasi menjadi asetaldehid dan oksidasi
lanjut akan menghasilkan asam asetat. Oksidasi ini dapat terjadi karena kondisi
fakultatif anaerob. Asam asetat yang dihasilkan akan menambah keasaman medium
yang berakibat tidak baik bagi kehidupan khamir saccharomyces cerevisiae. Jika
kondisi ini berlangsung lebih lama maka akan semakin banyak etanol dan metanol
yang terkonversi menjadi asetaldehid
yang dengan demikian persentasi alkohol semakin menurun dan konsentrasi asam
asetat akan semakin meningkat.
Konsentrasi
khamir 4% adalah penghasil asam asetat terbanyak dimana kadar alkohol
rata-ratanya lebih besar dibandingkan kadar alkohol yang dihasilkan khamir 1%
dan 2%. Hal ini dapat terjadi karena banyaknya alkohol (etanol dan metanol)
yang teroksidasi dalam jumlah yang besar. Maka dapat disimpulkan pembentukan
asam asetat dipengaruhi oleh besarnya konsentrasi alkohol yang teroksidasi.
Bila alkohol yang teroksidasi semakin besar jumlahnya maka jumlah asam asetat
yang dihasilkan semakin besar pula dan akan memperburuk kualitas minimum anggur
yang dihasilkan.
Kesimpulan
Jadi
dapat disimpulkan bahwa
·
Minuman wine /anggur selama ini
hanya identik dengan fermentasi buah anggur saja. Akan tetapi wine juga bisa
dibuat dengan menggunakan fermentasi dari buah-buahan lain. Seperti: rambutan,
nanas, pepaya, apel, mangga, dll.
·
Bahan untuk proses fermentasi adalah gula
ditambah khamir yang akan menghasilkan alkohol dan CO2. CO2 akan dilepaskan dari campuran wine
menuju udara dan alkohol akan tetap tinggal di fermentor. Jika semua gula buah
sudah diubah menjadi alkohol atau alkohol telan mencapai sekitar 15% biasanya
fermentasi telah selesai atau dihentikan.
·
Selama fermentasi, cairan yang
dihasilkan disebut “must”. Guna mencegah tumbuhnya bakteri pada must maka
dilakukan pengadukan. Must mulai bergelembung pada jam ke 8 – 20. Tahap awal
proses fermentasi ini pada red wine adalah 5 – 10 hari, white wine 10 – 15
hari. Setelah tahap awal ini dilanjutkan tahap kedua.
·
Pada prose pembuatan wine/anggur ini terdapat
beberapa fase tentang khamir ( mikroorganisme) dalam fermentasinya menggunakan saccharomyces cerevisiae yaitu fase
permulaan, fase pertumbuhan, fase pertumbuhan yang terhambat, dan fase
kematian.
Daftar Pustaka
Anonim. 2014.http://cybermed.cbn.net.id
Aprilianti, Roselina Dwi. 2012. Jurnal Pengaruh Kadar Glukosa pada Pembuatan Anggur dari
Nanas. Semarang: UNDIP.
Departemen
Perindustrian.1993. Mutu dan Cara Uji
Minuman Beralkohol. Jakarta: Standar Industri.
Sritrakul, N., P. Laoparboon., P. Danviruati and L.
Laoparboon. 2007. Continuous
Manggo Wine Fermentation in a Packed-bed Bioreactors Using Immobilized Yeasts,
System Stability and Volatile by Products. Thai Journal of Biotechnology 8(1): 5 – 10.
Winarno,F.G. dan Fardiaz.1992. Biofermentasi dan Biosintesa Protein. Bandung: Angkasa.
Hhtp://wikipedia.org/wiki/Fermentasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar